DLBCL, HGBL DAN PMBCL

APA ITU DLBCL, HGBL, DAN PMBCL?

Diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), high-grade B-cell lymphoma (HGBL) dan primary mediastinal large B-cell lymphoma (PMBCL) berawal dari sel B yang bermutasi yang berkembang biak tanpa kendali. Kanker jenis ini tergolong sebagai jenis limfoma yang agresif1,2

 

Meskipun DLBCL, HGBL, dan PMBCL semuanya berasal dari sel B yang bermutasi (oleh karena itu disebut limfoma sel B), ada perbedaan antara jenis-jenis limfoma sel B ini.

  • DLBCL biasanya berawal sebagai massa yang tumbuh dengan cepat baik di dalam tubuh, seperti di dada atau perut, atau di kelenjar getah bening yang bisa diraba, seperti di leher atau ketiak. Kanker ini juga bisa tumbuh di area lain, seperti usus, tulang, otak, atau sumsum tulang belakang. Lansia paling sering mengalaminya karena risiko penyakit ini meningkat seiring bertambahnya usia.3
  • HGBL adalah jenis limfoma non-Hodgkin yang agresif dan ditandai dengan perubahan susunan (mutasi) pada dua gen spesifik4
  • PMBCL terutama dialami oleh wanita muda. Kanker ini muncul di mediastinum, yaitu area di tengah dada di belakang tulang dada. Limfoma ini tumbuh dan berkembang dengan cepat dan dapat menekan saluran pernapasan sehingga menyebabkan gangguan napas.3

 
Limfoma agresif juga dapat berkembang awalnya dari limfoma indolen (kurang agresif). Kasus ini disebut limfoma transformasi. Misalnya, DLBCL agresif dapat berkembang dari follicular lymphoma yang indolen.5 Follicular lymphoma biasanya tumbuh perlahan dan terjadi di beberapa lokasi kelenjar getah bening di dalam tubuh atau di sumsum tulang.3

Bagaimana prevalensi DLBCL, HGBL, dan PMBCL?

Di Singapura, limfoma adalah kanker paling umum urutan ke-4 pada pria dan urutan ke-5 pada wanita. Selama periode lima tahun dari 2017 hingga 2021, telah dilaporkan lebih dari 5.000 kasus di Singapura.6
 
DLBCL adalah jenis limfoma yang paling banyak diderita.3,7 Risiko penyakit ini meningkat seiring bertambahnya usia, dengan rata-rata usia diagnosis berada di pertengahan 60-an (tetapi usia lebih muda juga bisa menderita DLBCL).3 Secara keseluruhan, risiko DLBCL pada pria sedikit lebih tinggi dibandingkan pada wanita.8
 
HGBL memiliki prevalensi kurang dari sepersepuluh dari semua kasus DLBCL.9 Diagnosis PMBCL juga lebih jarang dibandingkan dengan DLBCL: Prevalensi kanker sekitar 2–4% dari semua limfoma non-Hodgkin dan biasanya terjadi pada wanita muda di usia 30-an atau 40-an.10

Apa penyebab DLBCL, HGBL, dan PMBCL?

Penyebab limfoma belum sepenuhnya diketahui. Limfoma terjadi ketika ada perubahan dalam DNA sel-sel darah putih tertentu yang disebut limfosit. Perubahan ini menyebabkan sel-sel tersebut membelah dengan cepat dan tidak terkendali.11

Berbagai faktor yang meningkatkan risiko DLBCL, HGBL, dan PMBCL

Meskipun penyebabnya secara pasti belum diketahui, beberapa faktor mungkin meningkatkan risiko limfoma. Yaitu termasuk:11,12

  • Infeksi dari virus atau bakteri tertentu: Misalnya, seperti infeksi virus Epstein-Barr atau Helicobacter pylori dapat meningkatkan risiko limfoma
  • Paparan bahan kimia tertentu: Polutan kimia atau racun di lingkungan juga dapat berperan
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Jika sistem kekebalan tubuh lemah, baik karena penyakit atau obat-obatan tertentu, maka dapat meningkatkan kemungkinan terkena limfoma

 

Dapatkan info lebih lanjut tentang limfoma di sini.

Apa saja gejala DLBCL, HGBL, atau PMBCL?

Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan biasanya merupakan salah satu gejala pertama yang dirasakan. Beberapa orang mungkin juga memperhatikan adanya benjolan atau pertumbuhan yang tidak segera hilang atau makin membesar.12

 

Tergantung lokasi tumbuhnya limfoma, tanda-tanda lain dapat termasuk:13

  • Suhu tubuh meningkat atau demam
  • Banyak berkeringat di malam hari
  • Berat badan turun drastis (lebih dari sepuluh persen dari total berat badan semula)
  • Batuk dan sesak napas
  • Badan gatal-gatal tanpa penyebab yang jelas
  • Sakit perut, diare, atau mengalami perdarahan

Pembengkakan kelenjar getah bening dan limfa sering ditemukan pada DLBCL.7 Jika DLBCL menyebar ke sumsum tulang, pembentukan darah dapat terhambat. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan berikut:14

 

  • Anemia, yang dapat menyebabkan letih-lesu dan sesak napas
  • Perdarahan seperti menstruasi hebat, mimisan, atau ruam bintik-bintik merah di kulit (karena penurunan jumlah sel darah yang disebut trombosit)
  • Penurunan jumlah sel darah putih (neutropenia) dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi

 

Sejumlah pasien DLBCL mengalami gejala tambahan (gejala B) seperti demam, berkeringat di malam hari, dan penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.8

PMBCL tumbuh di mediastinum, yaitu merupakan area di tengah dada di belakang tulang dada. Pertumbuhan tumor dapat menekan organ-organ terdekat seperti trakea (saluran udara yang menuju ke paru-paru) atau pembuluh darah yang besar.3 Organ yang tertekan dapat menyebabkan gejala seperti:3
 

  • Sesak napas, terutama jika saluran napas tertekan
  • Pembengkakan di lengan atau wajah, jika tumor menghalangi pembuluh darah besar (vena cava superior)

Stadium dan faktor risiko

Jika dicurigai ada limfoma seperti DLBCL atau PMBCL, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Dokter akan memeriksa tanda-tanda seperti pembengkakan kelenjar getah bening atau pembesaran hati atau limfa. Karena limfoma tidak hanya dapat memengaruhi kelenjar getah bening yang terletak di bawah kulit, pemeriksaan tambahan mungkin diperlukan.7 Pemeriksaan tersebut dapat termasuk:7

 

  • Pencitraan seperti PET atau CT scan, untuk memeriksa bagian dalam tubuh dan mengetahui seberapa luas limfoma telah menyebar
  • Biopsi jaringan yaitu pengambilan sampel kecil jaringan untuk memeriksa sel limfoma
  • Tes darah untuk membantu mendeteksi adanya kelainan

 
Mengetahui stadium limfoma penting untuk memperkirakan prognosis (harapan) pasien dan pengambilan keputusan pengobatan.7

Dokter menggunakan tes diagnostik, seperti pemeriksaan fisik, pencitraan, dan biopsi, untuk menentukan bagian tubuh mana yang terdampak oleh DLBCL. Berdasarkan hasil ini, stadium penyakit kemudian diberikan dihitung dengan sistem klasifikasi Ann Arbor, yang membantu menggambarkan seberapa luas limfoma telah menyebar di dalam tubuh.7,15

Klasifikasi stadium menurut Ann Arbor dapat dirangkum erbagai berikut:7,15

 

Stadium I: Memengaruhi satu area nodus limfa
Stadium II: Memengaruhi dua area nodus limfa atau lebih pada satu sisi diafragma
Stadium III: Memengaruhi beberapa nodus limfa atau struktur pada kedua sisi diafragma
Stadium IV: Sudah menyebar ke organ lain, seperti sumsum tulang dan/atau hati

Selain klasifikasi Ann Arbor, faktor lain dapat mempengaruhi bagaimana pasien merespons pengobatan. Faktor-faktor ini membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang prognosis pasien (progresivitas penyakit yang mungkin terjadi).15

 

Indeks Prognosis Internasional (IPI) adalah instrumen yang digunakan untuk memperkirakan kemungkinan pemulihan pasien atau seberapa baik mereka mungkin merespons terapi standar. Faktor risiko berikut dipertimbangkan:15

 

  • Berusia lebih dari 60 tahun
  • Kondisi umum 2 atau lebih menurut skala ECOG. Skala ECOG (dibuat oleh Eastern Cooperative Oncology Group) mengukur kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya, ECOG 2 berarti pasien dapat berjalan dan mengurus dirinya sendiri tetapi sudah tidak kuat bekerja. Makin tinggi skor ECOG, kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari makin terbatas.
  • Memengaruhi dua atau lebih area di luar kelenjar getah bening (juga disebut pengaruh ekstranodus)
  • Tingginya kadar laktat dehidrogenase (LDH) dalam darah sebelum pengobatan. Kadar LDH yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa penyakit lebih agresif.

 
Tergantung jumlah faktor risiko yang dimiliki pasien, tingkat risiko diklasifikasikan sebagai rendah, rendah–sedang, tinggi–sedang, atau tinggi.15

Pengobatan awal

Orang yang didiagnosis dengan limfoma, termasuk DLBCL, harus mendapatkan pengobatan dari spesialis hematologi dan onkologi. Para ahli ini bekerja di departemen khusus di rumah sakit, klinik, atau praktik mandiri.7,16

Rencana pengobatan bergantung pada stadium limfoma. Jika pengobatan dimulai pada stadium awal, sekitar 65% penderita tetap hidup 5 tahun setelah diagnosis.12 Karena DLBCL adalah jenis limfoma yang agresif dengan pertumbuhan yang cepat, pengobatan harus segera dimulai setelah diagnosis.12,13

Pengobatan standar untuk DLBCL adalah kemoimunoterapi. Lansia atau pasien dengan kondisi yang tidak fit mungkin akan diberikan kombinasi pengobatan yang kurang intensif, misalnya, dengan mengurangi obat tertentu dalam regimen pengobatannya atau mengurunkan dosis obatnya.13
 
Pengobatan PMBCL biasanya didasarkan pada DLBCL dalam terapi lini pertama.17
 
Pengobatan untuk HGBL bervariasi tergantung pada mutasi genetiknya (bagian gen yang berpindah tempat di dalam kromosom). Ketika didiagnosis, dokter akan melakukan beberapa tes untuk melihat jenis HGBL yang Anda miliki. Berdasarkan informasi ini, dokter mungkin merekomendasikan berbagai jenis kemoimunoterapi, radiasi, atau percobaan klinis.18

Pengobatan untuk DLBCL, PMBCL, atau HGBL yang mengalami kekambuhan (relaps) atau refrakter (resistan terhadap pengobatan awal) bergantung pada faktor-faktor seperti usia pasien, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan waktu terjadinya kekambuhan.8,18

Pasien yang lebih muda dan lebih fit

Untuk pasien dengan kekambuhan terlambat (lebih dari 12 bulan setelah terapi awal), pengobatan biasanya mencakup:8,18

 

  • Terapi dosis tinggi diikuti dengan transplantasi sel punca autologus: Kemoterapi dosis tinggi, yang sering dikombinasikan dengan radiasi, digunakan untuk secara agresif menargetkan sel kanker dan mengurangi limfoma sebanyak mungkin sebagai persiapan untuk transplantasi sel punca autologus.
  • Terapi sel T CAR: Untuk pasien yang tidak merespons dengan baik terhadap kemoterapi atau tidak memenuhi syarat untuk transplantasi sel punca, terapi T CAR dapat direkomendasikan, yaitu immunoterapi di mana sel T pasien dimodifikasi untuk menyerang sel-sel limfoma.

 

Untuk pasien yang mengalami kekambuhan lebih awal (kurang dari 12 bulan setelah terapi awal), biasanya dianjurkan terapi sel T CAR atau partisipasi dalam uji klinis.18
 
Baik terapi sel T CAR maupun transplantasi sel punca autologus bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, namun, ini tidak berlaku untuk semua pasien.18

Pasien lansia dan kurang fit

Untuk pasien yang tidak cocok sebagai kandidat transplantasi sel punca, pilihan pengobatan yang tersedia mencakup:8,18

 

  • Terapi sel T CAR: Ini mungkin menjadi pilihan untuk beberapa pasien lansia atau yang kondisi kesehatannya kurang bagus
  • Kemoimunoterapi: Kombinasi antara kemoterapi dan imunoterapi

 

Jika Anda mengalami kekambuhan atau resistansi PMBCL, dokter mungkin juga menawarkan imunoterapi sebagai pengobatan pengganti terapi sel T CAR atau transplantasi sel punca.18

Apa yang dilakukan setelah terapi?

Setelah pengobatan selesai, dokter akan melakukan pemeriksaan akhir untuk memeriksa seberapa baik pasien mengetahui merespons terapi.17 Jika tumor sudah tidak dapat terdeteksi dengan pencitraan, pasien dapat dianggap sembuh total. Pada titik ini, program kontrol dimulai.17

Tujuan program kontrol

Pemeriksaan kontrol setelah pengobatan limfoma sangat penting karena beberapa alasan. Hal ini bertujuan untuk:17

  • Mendukung pasien untuk melanjutkan kehidupan normal mereka termasuk kembali kepada keluarga, bekerja, dan melakukan kegiatan sosial
  • Mendeteksi kekambuhan penyakit sesegera mungkin
  • Mengidentifikasi dan mengelola komplikasi jangka panjang, seperti infertilitas, penyakit jantung, atau kanker lainnya

Apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan kontrol

Selama pemeriksaan kontrol, tenaga kesehatan akan fokus pada:17

Meninjau riwayat medis Anda dan melakukan pemeriksaan fisik

Melakukan tes laboratorium untuk memeriksa adanya kelainan

Merekomendasikan prosedur pencitraan tambahan, seperti ultrasonografi atau sinar-X, jika perlu, berdasarkan kondisi spesifik pasien

Jadwal kontrol

Mematuhi jadwal kontrol rutin sangat penting untuk memantau kesehatan Anda. Jadwal kontrol biasanya adalah:17

  • 3 bulan sekali selama 2 tahun pertama setelah pengobatan
  • 6 bulan sekali selama 3 tahun berikutnya
  • Setahun sekali mulai dari tahun ke-6

 
Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai jadwal kontrol karena frekuensi pemantauan dapat bervariasi.

Anda mungkin juga berminat meninjau topik:

Persiapan untuk terapi

Banyak pertanyaan mungkin muncul saat Anda merencanakan perawatan. Bagaimana cara mempersiapkan konsultasi dengan dokter dan rawat inap di rumah sakit? Klik di sini untuk topik seputar persiapan perawatan.

Terapi sel T CAR

Terapi sel T CAR adalah pilihan pengobatan yang relatif baru melalui pendekatan inovatif. Di sini Anda dapat mengetahui info lebih lanjut tentang berbagai jenis terapi dan cara kerjanya.

Transplantasi sel punca

Salah satu pilihan perawatan untuk limfoma adalah transplantasi sel punca, yang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: transplantasi sel punca autologus dan alogenik. Klik di sini untuk info gambaran umum.

Kemoimunoterapi

Jenis kemoimunoterapi apa saja yang tersedia? Di sini Anda dapat mengetahui info lebih lanjut tentang pilihan dan strategi kemoterapi untuk limfoma.

Radioterapi

Radioterapi adalah bentuk pengobatan kanker yang banyak dipilih. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang radioterapi di sini.

Terapi tertarget

Beberapa pilihan perawatan dirancang untuk secara khusus menargetkan dan menghambat pertumbuhan sel kanker, termasuk sel limfoma. Cari tahu lebih lanjut.

Referensi:

  1. 1. Leukemia & Lymphoma Society. NHL subtypes. Available at https://www.lls.org/lymphoma/non-hodgkin-lymphoma/nhl-subtypes (accessed 15 August 2024).
  2. 2. Cleveland Clinic. B-cell lymphoma. Available at https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22030-b-cell-lymphoma (accessed 15 August 2024).
  3. 3. American Cancer Society: Types of B-cell Lymphoma. Available online at: https://www.cancer.org/cancer/types/non-hodgkin-lymphoma/about/b-cell-lymphoma.html (accessed on 01.05.2025).
  4. 4. Lymphoma Research Foundation: High-Grade B-Cell Lymphoma. Available online at: https://lymphoma.org/understanding-lymphoma/aboutlymphoma/nhl/hgbcl (accessed on 01.05.2025).
  5. 5. Fischer T et al. Ann Hematol 2018;97(1):17–29.
  6. 6. SingHealth: Lymphoma. Available at https://www.singhealth.com.sg/patient-care/conditions-treatments/lymphoma (accessed 28 May 2024).
  7. 7. Padala SA, Kallam A. Diffuse Large B-Cell Lymphoma. [Updated 2023 Apr 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557796/#
  8. 8. Lymphoma Action. Diffuse large B-cell lymphoma. Available at https://lymphoma-action.org.uk/types-lymphoma-non-hodgkin-lymphoma/diffuse-large-b-cell-lymphoma
  9. 9. Scott DW et al. Blood 2018;131(18):2060–2064.
  10. 10. Shah NN et al. Br J Haematol 2018;180(4):534–544.
  11. 11. Mayo Clinic. Lymphoma. Available at https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lymphoma/symptoms-causes/syc-20352638 (accessed 29 July 2024).
  12. 12. Cleveland Clinic. Diffuse large B-cell lymphoma. Available at https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24405-diffuse-large-b-cell-lymphoma (accessed 16 August 2024).
  13. 13. Cancer Research UK. Diffuse large B cell lymphoma. Available at https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/non-hodgkin-lymphoma/types/diffuse-large-B-cell-lymphoma (Accessed 16 August 2024).
  14. 14. Cancer Research UK. Symptoms of non-Hodgkin lymphoma. Available at https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/non-hodgkin-lymphoma/symptoms (accessed 23 August 2024).
  15. 15. Armitage JO. CA Cancer J Clin 2005;55:368–376.
  16. 16. City of Hope. Hematology oncology. Available at https://www.cancercenter.com/treatment-options/hematologic-oncology#:~:text=Hematology%20oncology%20combines%20two%20fields,cancers%20and%20blood%2Drelated%20disorders (accessed 29 July 2024).
  17. 17. Onkopedia. Diffuse large B-cell lymphoma. Available at https://www.onkopedia-guidelines.info/en/onkopedia/guidelines/diffuse-large-b-cell-lymphoma/@@guideline/html/index.html#ID0ELOAE (accessed 21 August 2024).
  18. 18. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology (NCCN Guidelines®). B-Cell Lymphomas. Version 2.2024 — April 30, 2024.