Follicular lymphoma (FL) atau limfoma folikel adalah penyakit pada sistem limfatik dan merupakan limfoma non-Hodgkin. Limfoma ini berasal dari limfosit B yang tumbuh secara tidak terkendali, terutama di kelenjar getah bening dan sumsum tulang.1,2
FL adalah limfoma dengan pertumbuhan lambat (indolen). Terkadang, FL dapat berubah menjadi jenis limfoma yang tumbuh cepat (agresif).1,2
FL memiliki prevalensi sekitar 30% dari semua kasus limfoma.2 Insiden FL bervariasi menurut negara; di negara-negara Barat, ini adalah limfoma non-Hodgkin ke-2 yang paling umum, tetapi di Asia, secara historis insidennya rendah, sekitar 5–10%. Namun baru-baru ini, insidennya limfoma ini meningkat, dan diperkirakan saat ini merupakan limfoma sel B tingkat rendah yang paling umum ke-2 di negara-negara Asia.3,4
Penyebab FL secara pasti masih belum diketahui. Meskipun sel tumor dalam FL menunjukkan perubahan genetik, masih belum jelas apa yang memicu perubahan ini.1
Satu perubahan genetik yang umum terjadi pada FL adalah translokasi kromosom yang dikenal sebagai t(14;18). Ini terjadi ketika bagian dari kromosom 14 dan kromosom 18 terputus dan bertukar tempat. Translokasi ini menyebabkan sel B kanker membelah dan tumbuh tidak terkendali.5
Kromosom adalah struktur di dalam sel manusia yang menyimpan informasi genetik. Kromosom mengandung DNA, yang di dalamnya terdapat gen, yang bertanggung jawab untuk mewariskan karakteristik kepada keturunannya. Sel manusia yang sehat biasanya memiliki 46 kromosom atau 23 pasang, di mana setiap kromosom ada dua. Kromosom ini memiliki nomor dari 1 hingga 23.6
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko FL. Faktor-faktor tersebut termasuk:7,8
Selain itu, jika limfoma memengaruhi sumsum tulang, maka bisa menyebabkan:1
Sekitar satu dari lima pasien dengan FL mengalami gejala B:1,2
Jika pasien diduga mengalami FL, serangkaian tes akan dilakukan, yang termasuk:1,2,9
WHO mengklasifikasikan FL ke dalam berbagai tingkatan berdasarkan usia dan tampilan sel limfoma, yang secara spesifik berfokus pada massa sel besar (disebut centroblast) yang terlihat di bawah mikroskop. Proses ini disebut grading.1,2 Grade untuk FL adalah:2
FL dengan grade 1, 2, atau 3A dianggap indolen (tumbuh lambat), sementara FL dengan grade 3B diklasifikasikan sebagai limfoma agresif (tumbuh cepat).1
Pengobatan FL pada pasien bergantung pada seberapa luas penyakit telah menyebar menurut klasifikasi Ann Arbor. Ada empat stadium:2,5,10
Saat menentukan stadium, ada atau tidaknya gejala B (demam, penurunan berat badan, atau berkeringat di malam hari) juga dipertimbangkan. Jika pasien tidak mengalami gejala B, maka termasuk stadium “A”. Jika ada gejala B, maka termasuk stadium “B”.9
Jika limfoma telah menyebar ke organ atau jaringan di luar kelenjar getah bening, maka termasuk stadium “E” (untuk ekstranodus, yang berarti di luar kelenjar getah bening).10
Follicular Lymphoma International Prognostic Index (FLIPI) dapat membantu dokter memperkirakan kemungkinan progresivitas penyakit. Untuk melakukannya, dokter mempertimbangkan faktor risiko berikut:2,10
Setiap faktor risiko ini diberi satu poin. Makin banyak faktor risiko yang ada, makin buruk prognosisnya.2,10
Berbagai pilihan pengobatan untuk FL tersedia, seperti radioterapi, kemoimunoterapi, terapi tertarget, transplantasi sel punca, atau terapi sel T CAR.9 Pilihan terapi bergantung pada faktor-faktor seperti stadium penyakit menurut klasifikasi Ann Arbor dan kondisi Kesehatan pasien secara umum.1
Untuk beberapa pasien, dokter mungkin merekomendasikan strategi “amati dan tunggu”, di sini penyakit dipantau dengan cermat sebelum memulai pengobatan. Pendekatan ini sering digunakan untuk pasien dengan FL yang tumbuh lambat dan tidak mengalami gejala yang signifikan.1
Pengobatan untuk FL bergantung pada stadum penyakit saat diagnosis dibuat.1
Pada stadium I dan II menurut klasifikasi Ann Arbor, pasien dapat diobati dengan radiasi saja. Jika radioterapi tidak cocok, imunoterapi jangka pendek dapat direkomendasikan.1,9
Untuk pasien yang didiagnosis dengan FL stadium lanjut (stadium III dan IV), tujuan pengobatan adalah untuk:1,2
Pendekatan pengobatan bergantung pada gejala pasien dan beban tumor:1,9
Tidak ada gejala, beban tumor rendah: Pada tahap III dan IV, jika pasien tidak mengalami gejala dan memiliki beban tumor rendah, pendekatan tunggu dan amati dapat digunakan. Pendekatan ini cocok karena FL pertumbuhan biasanya lambat (indolen). Penelitian menunjukkan bahwa metode tunggu dan amati tidak berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup bagi pasien tanpa gejala.1,11
Bergejala dan/atau beban tumor tinggi: Jika pasien mengalami gejala (seperti anemia, demam, atau penurunan berat badan) dan/atau beban tumor yang tinggi, pengobatan harus segera dimulai. Terapi yang direkomendasikan adalah kemoimunoterapi, yang menggabungkan kemoterapi dengan imunoterapi seperti rituximab atau obinutuzumab. Setelah itu, terapi maintenance dengan imunoterapi mungkin disarankan selama 2 tahun untuk memperpanjang masa kesembuhan.11,12
Beban tumor adalah ukuran jumlah sel kanker di dalam tubuh. Pada pasien dengan FL, beban tumor yang tinggi dapat ditunjukkan oleh beberapa faktor, termasuk pembengkakan kelenjar getah bening dengan diameter lebih dari 7 cm.11
FL stadium III dan IV biasanya tidak dapat sembuh, dan terkadang mengalami kekambuhan. Jika terjadi kekambuhan, perlu dilakukan biopsi lagi untuk memeriksa apakah FL telah berubah menjadi limfoma yang lebih ganas atau agresif.1
Pilihan pengobatan untuk FL kambuhan atau resistsn bergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis terapi sebelumnya dan terapi maintenance serta seberapa cepat FL tersebut tumbuh.1
Jika pasien belum pernah menjalani kemoimunoterapi sebelumnya, atau mengalami kesembuhan dalam jangka lama, biasanya mungkin akan dilakukan kemoimunoterapi lagi. Jika pasien tidak merespons atau penyakit kambuh dengan cepat, antibodi mungkin sudah berubah.1,12
Jika terjadi kekambuhan kurang dari 2–3 tahun setelah memulai kemoimunoterapi, kemoterapi dosis tinggi diikuti dengan transplantasi sel punca autologus dapat dipertimbangkan.13 Transplantasi ini menggunakan sel-sel punca pasien sendiri yang diambil, diobati, dan kembali dimasukkan kembali ke dalam tubuh.14
Untuk pasien FL berusia lebih muda dan kondisi kesehatannya lebih fit tetapi telah mengalami kekambuhan setelah transplantasi sel punca autologus dan/atau yang tidak merespons kemoterapi, transplantasi sel punca alogenik dapat dipertimbangkan.13 Dalam transplantasi sel punca alogenik, sel punca berasal dari donor.14
Terapi sel T CAR adalah pengobatan inovatif yang menggunakan sel T pasien yang telah dimodifikasi secara genetik untuk menargetkan dan membunuh sel kanker. Sel T ini telah diubah sehingga memiliki chimeric antigen receptor (CAR) di permukaannya, yang memungkinkannya mengenali sel kanker sebagai ancaman dan menyerangnya.9,11
Para peneliti telah mengembangkan berbagai obat baru untuk pengobatan limfoma. Beberapa dari pengobatan baru ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam penelitian pada pasien FL.1 Ahli hematologi/onkologi akan berdiskusi dengan pasien mengenai kesesuaian untuk pemberian pengobatan baru ini.
Setelah menyelesaikan pengobatan untuk FL, pasien biasanya memasuki program pemeriksaan kontrol yang terstruktur. Selama 2 tahun pertama, pemeriksaan biasanya akan dilakukan setiap 3 hingga 6 bulan untuk memantau kesehatan pasien dan mendeteksi tanda-tanda kekambuhan.1,13
Karena pasien FL biasanya hanya memiliki periode waktu kesembuhan yang terbatas, pemeriksaan control secara rutin sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda kekambuhan.1 Jika penyakit Kembali kambuh, deteksi dini memungkinkan pengobatan dimulai dengan segera. Pengobatan lanjutan juga membantu dokter memantau adanya efek samping dari pengobatan, seperti masalah jantung atau pertumbuhan tumor sekunder.1
Pemeriksaan kontrol biasanya mencakup:
Riwayat medis dan pemeriksaan fisik: Dokter akan mengajukan pertanyaan mendetail tentang kondisi kesehatan pasien saat ini dan gejala yang ada. Pemeriksaan fisik menyeluruh juga akan dilakukan.13
Tes darah: Sampel darah diambil untuk menilai level berbagai sel darah, dan penanda penting lainnya dalam darah dianalisis.13
Tes tambahan: Tergantung kondisinya, tes lanjutan seperti CT atau PET scan mungkin dianjurkan untuk memantau tanda-tanda kekambuhan atau masalah kesehatan lainnya.13
Referensi: