Mantle cell lymphoma (MCL) merupakan jenis limfoma non-Hodgkin yang terjadi pada sel B, yaitu jenis limfosit yang berperan penting dalam melawan infeksi. Pada MCL, sel B berkembang biak secara tak terkendali di dalam kelenjar getah bening. Seiring waktu, sel B kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui sistem limfatik.1,2
Nama MCL diambil dari nama zona mantel kelenjar getah bening tempat sel B abnormal biasanya tumbuh. MCL terjadi ketika sel B ini bermutasi dan mulai tumbuh tidak terkendali, sehingga membentuk sel kanker.3,4
Frekuensi MCL hanya sekitar 5–7% dari semua limfoma dan oleh karenanya merupakan jenis kanker yang langka.3 Pria lebih mungkin untuk mengembangkan kondisi tersebut darioada wanita.1 MCL biasanya didiagnosis pada individu berusia paruh baya atau lebih tua; sangat jarang terjadi pada individu muda.4
Meskipun penyebab secara pasti MCL belum sepenuhnya dipahami, sebagian besar kasus melibatkan mutasi genetik spesifik yang disebut translokasi kromosom.3,4
Pada MCL, lokus kromosom 11 dan kromosom 14 terputus dan bertukar tempat dengan kromosom yang lain – ini disebut translokasi. Perubahan genetik ini menyebabkan overproduksi protein yang disebut siklin D1, yang berkontribusi pada pertumbuhan sel B secara tidak terkendali. Pertumbuhan yang tidak terkendali ini adalah faktor kunci penyebab MCL.3
Kromosom adalah struktur di dalam sel manusia yang menyimpan informasi genetik. Kromosom mengandung DNA, yang di dalamnya terdapat gen, yang bertanggung jawab untuk mewariskan karakteristik kepada keturunannya. Sel manusia yang sehat biasanya memiliki 46 kromosom atau 23 pasang, di mana setiap kromosom ada dua. Kromosom ini memiliki nomor dari 1 hingga 23.3,5
Jika pasien dicurigai menderita MCL, dokter dapat melakukan tes untuk melihat apakah telah terjadi translokasi antara kromosom 11 dan 14, atau apakah terjadi peningkatan kadar protein siklin D1. Identifikasi translokasi ini sangat penting untuk membedakan MCL dari jenis limfoma lainnya. Selain translokasi ini, mutasi genetik lainnya juga mungkin berperan dalam pertumbuhan MCL.3
Ada sejumlah faktor yang mungkin berkontribusi pada pertumbuhan MCL, termasuk:3
MCL terkait dengan berbagai gejala yang biasanya mudah disalahartikan sebagai penyakit pada umumnya.1 Gejala paling umum dari MCL adalah pembengkakan kelenjar getah bening tanpa rasa sakit yang dapat terjadi di beberapa bagian tubuh.3,4
Selain itu, jika sel-sel kanker menyebar ke sumsum tulang, maka dapat mengganggu pembentukan darah yang menyebabkan:4
MCL juga dapat menyebar di luar sistem limfatik dan gejala yang muncul tergantung pada bagian tubuh mana yang terdampak.4
Sebagian orang juga mungkin mengalami beberapa gejala umum, yang disebut sebagai gejala B:3
Diagnosis dan penentuan stadium
Jika pasien dicurigai menderita MCL, dokter akan:1
Tes-tes ini tidak hanya membantu mengonfirmasi adanya MCL, tetapi juga menentukan seberapa luas penyakit ini menyebar di dalam tubuh.1,3
Klasifikasi Ann Arbor menggolongkan MCL ke dalam beberapa stadium yang menjelaskan lokasi sel-sel kanker ditemukan di dalam tubuh:3
Stadium I: Memengaruhi satu area nodus limfa
Stadium II: Memengaruhi dua area nodus limfa atau lebih pada satu sisi diafragma
Stadium III: Memengaruhi beberapa nodus limfa atau struktur pada kedua sisi diafragma
Stadium IV: Sudah menyebar ke organ lain, seperti sumsum tulang dan/atau hati
Selain stadium penyakit, faktor risiko tertentu dapat membantu memperkirakan prognosis pasien dan pengambilan keputusan pengobatan. Salah satu ukuran yang penting adalah kecepatan pertumbuhan tumor, yang ditentukan oleh penanda Ki-67 untuk menunjukkan seberapa cepat limfoma tumbuh.6
Dokter juga akan menghitung Mantle Cell Lymphoma Prognostic Index (MCPI), untuk membantu memperkirakan kemungkinan kekambuhan MCL (kembalinya penyakit) setelah pengobatan.4
Faktor risiko berikut dipertimbangkan saat menentukan MCPI:4
Penatalaksanaan pengobatan untuk MCL harus dilakukan oleh spesialis hematologi dan onkologi yang berpengalaman.3 Terapi yang optimal bergantung pada beberapa faktor, yang termasuk:3
Strategi tunggu dan amati: Jika MCL didiagnosis pada stadium awal dan pertumbuhannya lambat, pendekatan tunggu dan amati mungkin disarankan. Strategi ini melibatkan pemantauan penyakit secara saksama tanpa memulai pengobatan segera, dan pengobatan dimulai hanya jika limfoma makin menyebar atau gejala makin memburuk.3,4
Opsi pengobatan umum: Pengobatan yang paling umum untuk MCL adalah kemoimunoterapi, yaitu kombinasi antara kemoterapi dan imunoterapi, yang dirancang untuk menargetkan sel kanker.1,3 Dalam beberapa kasus, pengobatan lain mungkin dipertimbangkan, yang termasuk:1,3,4
Tujuan pengobatan
Tujuan pengobatan MCL adalah untuk mencapai kesembuhan—artinya sudah tidak ada tanda-tanda atau gejala kanker.3
Pengobatan MCL bergantung pada seberapa berat penyakit pada saat diagnosis.
Pasien pada stadium I dan II dapat terlebih dahulu diobati dengan kemoimunoterapi yang dikombinasikan kombinasi dengan radioterapi pada lokasi yang terdampak3
Untuk sebagian besar pasien, MCL hanya terdeteksi pada stadium lanjut dan tumbuh dengan cepat.3 Bergantung pada usia pasien dan kondisi fisik umum, dokter dapat menggunakan berbagai macam obat atau kombinasi obat. Pasien yang berusia muda dan lebih fit dapat diberikan kemoimunoterapi, terutama kemoterapi dosis tinggi, diikuti dengan transplantasi sel punca autologus (autologus berarti transfer sel atau jaringan dari tubuh sendiri).3
Setelah mengalami kekambuhan, pasien dapat diobati lagi dengan kemoimunoterapi. Obat-obatan spesifik yang digunakan bergantung pada obat yang diterima pasien selama siklus pengobatan pertama. Pendekatan ini menggabungkan kemoterapi dengan imunoterapi untuk menargetkan sel-sel kanker.3,4
Untuk pasien dengan kondisi fisik fit dan telah menjalani transplantasi sel punca autologus (menggunakan sel punca dari tubuh sendiri), transplantasi sel punca alogenik (menggunakan sel punca dari donor) dapat menjadi pilihan. Dalam prosedur ini, sel punca sehat dari donor yang cocok digunakan untuk menggantikan sel-sel pasien yang rusak.4
Terapi tertarget adalah salah satu pilihan pengobatan yang paling umum untuk MCL kambuhan atau resistan. Terapi ini fokus pada protein atau faktor tertentu yang membantu sel kanker bisa tumbuh dan bertahan hidup, dan menghambat fungsinya secara efektif.3,4
Terapi sel T CAR adalah pengobatan inovatif di mana sel T pasien dimodifikasi secara genetik untuk mengenali dan menyerang sel-sel kanker. Sel-sel yang dimodifikasi ini memiliki chimeric antigen receptor (CAR) di permukaannya, yang memungkinkannya mengidentifikasi dan membunuh sel-sel kanker sebagai ancaman bagi tubuh.4,7
Referensi: