Dalam transplantasi sel punca alogenik, sel punca darah yang sehat disumbangkan oleh donor, bisa dari orang asing yang cocok atau anggota keluarga.1
Untuk transplantasi sel punca alogenik, seperti halnya transplantasi sel punca autologus, sel kanker pertama-tama dihancurkan dengan kemoterapi dosis tinggi, lalu sel punca akan diganti dengan sel punca yang berasal dari donor.1,2 Perbedaan utama antara transplantasi sel punca autologus dan transplantasi sel punca alogenik hanyalah donor dan penerima adalah individu yang berbeda.1,2
Untuk transplantasi alogenik, diperlukan donor yang selnya cocok dengan sel pasien.2 Jika pasien memiliki saudara kandung, mungkin dapat engan mudah ditemukan kecocokan. Jika tidak, pencarian donor akan diperluas ke kerabat lain atau masyarakat umum.3
Setelah sel donor diinjeksikan, sel tersebut membantu sumsum tulang pulih dari kemoterapi dan mulai membangun kembali sistem kekebalan tubuh pasien. Sistem kekebalan baru ini juga dapat menargetkan sel limfoma yang tersisa, efek ini dikenal sebagai efek cangkok melawan tumor/limfoma.1,2
Efek cangkok melawan limfoma
Efek cangkok melawan limfoma adalah efek yang diinginkan pada transplantasi sel punca alogenik, di mana sistem kekebalan tubuh donor menyerang sel kanker penerima.1
Penyakit cangkok melawan inang
Penyakit cangkok melawan inang adalah efek samping yang tidak diinginkan yang dapat terjadi selama transplantasi sel punca alogenik. Sistem kekebalan tubuh donor menyerang sel tubuh sehat penerima. Penyakit cangkok melawan inang sering kali menyebabkan gejala derajat ringan hingga sedang, tetapi kadang-kadang, penyakit ini bisa menjadi parah dan bahkan mengancam jiwa.1
Dalam transplantasi sel punca alogenik, sel punca berasal dari donor, baik anggota keluarga atau individu yang tidak memiliki hubungan darah. Sel donor harus cocok dengan sel pasien, khususnya sistem antigen leukosit manusia (human leukocyte antigen, HLA). Antigen leukosit manusia adalah protein spesifik yang ditemukan pada permukaan sebagian besar sel yang membantu sistem kekebalan tubuh mengenali sel milik tubuh Anda.3,4 Semakin tinggi kecocokannya, semakin rendah risiko penolakan dan penyakit cangkok melawan inang.3,4
Sel punca dikumpulkan dari individu, baik yang memiliki hubungan darah maupun tidak, dengan karakteristik jaringan yang sesuai.3,4 Pendonor akan menerima suntikan beberapa obat selama beberapa hari sebelum donasi untuk merangsang akumulasi sel punca dalam aliran darahnya.5
Dalam proses yang disebut apheresis, darah diambil dari donor dan sel punca akan disaring. Sisa darah yang tidak digunakan kemudian dikembalikan ke tubuh donor melalui infus.5
Sebagai alternatif, sel punca dapat diambil langsung dari sumsum tulang melalui operasi dan kemudian ditransplantasikan dengan cara yang sama seperti sel punca darah.5
Sebelum transplantasi, pasien perlu dirawat di rumah sakit untuk menerima kemoterapi, yang mungkin dikombinasikan dengan radioterapi. Perawatan ini ditujukan untuk menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi produksi sel darah untuk mencegah penolakan transplantasi dan, idealnya, menghilangkan sel kanker yang tersisa. Selain itu, pengkondisian memberikan ruang untuk sel punca baru dari donor.4
Pasien juga perlu mengonsumsi obat imunosupresan untuk membantu mencegah sel punca donor dan sistem kekebalan tubuh sendiri saling serang.1
Setelah pengkondisian, pasien menerima sel punca donor melalui infus.4
Tujuannya adalah agar sel punca baru berkembang menjadi sistem darah yang sehat dengan sel-sel imun yang berfungsi baik.1,4
Selain itu, sistem kekebalan tubuh yang baru terbentuk dapat membantu menyerang sel-sel kanker yang tersisa yang mungkin selamat dari kemoterapi (efek cangkok melawan limfoma).1
Karena efek samping dan konsekuensi jangka panjang dari transplantasi sel punca alogenik, maka diperlukan perawatan lanjutan jangka panjang yang komprehensif. Oleh karena itu, koordinasi yang baik dengan dokter dan perawat sangat penting.1
Efek samping yang mungkin terjadi dari transplantasi sel punca alogenik meliputi:1
Efek samping yang umum dari transplantasi sel punca alogenik adalah penyakit cangkok melawan inang, yaitu penyakit di mana sistem kekebalan tubuh donor menyerang sel sehat tubuh sendiri.1 Ada dua jenis penyakit cangkok melawan inang:1
Ini hanyalah beberapa efek samping yang paling penting/paling umum. Dan tidak mencakup efek samping lainnya yang mungkin dapat terjadi.
Karena efek samping dan konsekuensi jangka panjang dari transplantasi sel punca alogenik, maka diperlukan perawatan lanjutan jangka panjang yang komprehensif dengan tim medis.1
Referensi: